Minggu, 02 Mei 2010

NU Bukan Karier Politik

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih KH Said Aqil Siradj menjamin kepengurus NU selama 2010-2015 terbebas dari orang-orang yang terlibat dalam politik praktis. Said berjanji akan membawa kembali NU lima tahun kedepan dengan orientasi kembali ke pesantren.

"NU tidak memasuki ranah politik, karena politik ada ranahnya sendiri. Pengurus NU tidak boleh terlibat politik praktis, tidak boleh dukung-mendukung. Karena NU bukan karier politik," tandas Said Agil Siradj saat menemui Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Idris Marzuki, Rabu (7/4/2010).

Masih kata Said Agil, yang juga alumnus Ponpes Lirboyo Kediri, bahwa, NU akan dikembalikan kepada pandangan pesantren. Yang berorientasi pada, agama, aklaq, ilmu, dan kemandirian.

Lalu, ketika didesak apakah dirinya juga akan memebersihkan orang-orang NU yang sekarang terlibat dalam berbagai kegiatan politik seperti halnya Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada), Said mengaku jika pengertian mengembalikan NU kepada orientasi pesantren adalah meluruskan kepengurusan pusat yang nantinya bakal diikuti oleh pengurus bawah.

"Tidak seperti demikian, semuanya akan dirangkul. Annasu a’la dini wal muluki, kalau dari atasnya baik, ke bawahnya juga akan baik. Lalu, jika ada pengurus pusat masuk ke ranah politik, maka konskuensinya silahkan keluar dari NU," tegas Said.

Ditanya mengenai maksud kedatangannya ke Lirboyo Kediri, Said mengaku sebagai wujud sowan seorang santri kepada kiainya. Sebagai alumni Lirboyo yang sebelumnya juga juga datang dan meminta do’a kepada KH Idris Marzuki sebelum pergi mengikuti kegiatan Muhtamar NU ke-32 di Makassar 25-31 Maret lalu, sudah seharusnya kembali sowan sebagai rasa terima kasihnya.

Niat Said untuk mengembalikan posisi NU yang bersih tidak akan masuk ke ranah politik, merupakan bentuk kemandiran NU sebagai organisasi masyarakat (ormas) nahdiyin. Sementara itu saat ditanya apakah nanti dalam penyusunan pengurus NU Said akan melibatkan orang-orang Istana Negara, dirinya mengaku belum biasa menjawab.

Said hanya menegaskan bahwa ia akan mengedepankan kiai-kiai sepuh sebagai rujukan dari segala kebijakan yang nantinya bakal diambil.

"Seperti KH. Bisri Samsyuri, dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ketika itu pesantren meminta NU masuk GBHN, kakeknya Wakil Gubernur Saifullah Yusuf itu menolaknya. KH Bisri menunjukkan bahwa NU adalah organisasi yang mandiri. Sehingga NU telah terselamatkan dari intervensi pemerintah," tandas Said.

Terpisah KH Idris Marzuki memberi pesan kepada KH Said Aqil Siraj agar melaksanakan tugasnya yang baik selama kepempimpinannya lima tahun mendatang. Baik kepada masyarakat, atau khususnya msyarakat nahdiyin, serta menepis segala bentuk isu-isu yang kurang baik. [nng/kun]

Sumber: beritajatim

0 komentar:

  © Blogger template 'Isolation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP