Sabtu, 01 Mei 2010

Tentang Lakpesdam NU Sidoarjo

Nahdlatul ‘Ulama (NU) sebagai sebuah jam’iyah (organisasi massa) lahir dari wawasan keagamaan yang bertujuan memajukan paham Islam Ahlus Sunnah Waljama’ah. Aliran pemikiran Islam Ahlus Sunnah Waljama’ah dibidang sosial kemasyarakatan berlandaskan pada prinsip-prinsip keagamaan yang bercorak ta’awun (toleran) dan bersifat tawasud (moderat). Prinsip-prinsip sosial kemasyarakatan ini memberikan ruang gerak lebih luas kepada Nahdlatul ‘Ulama (NU) untuk merespon berbagai perubahan dilingkungannya, dan sangat toleran terhadap berbagai perbedaan yang berkembang dalam masyarakat plural seperti di Indonesia, tanpa terjebak pada ekstrim kiri dan kanan yang secara fundamentalis sering kali merusak dimensi-dimensi solidaritas sosial dan kemanusiaan di indonesia.

Responsif yang akseleratif, akurat dan obyektif atas kompleksitas problema empirik masyarakat-bangsa kiranya tidak cukup lagi hanya dengan mengandalkan peran kyai (ulama) semata, sudah barang tentu membutuhkan tenaga-tenaga profesional yang terampil, visibel dan kapabel dalam memberikan solusi alternatif yang konsepsional sistematis dan organis. Disinilah pendirian LAKPESDAM sebagai sebuah organisasi yang independen dan otonom bagi NU (Nahdlatul Ulama) menemukan pikiran urgensitasnya.

Arah capaian secara individu diletakkan dalam prespektif manusia dinamis yang selalu berprakarsa dan melakukan ikhtiar: manusia yang bergerak ke depan, berubah dan berkembang menuju ke tingkat yang lebih sempurna (kamil). Berkembang dalam hal ini adalah kunci bagi indikator capaian tujuan, sedangkan kamil adalah tujuan akhir. Citra manusia maju dan berkembang ditandai oleh prestasi yang bermakna, baik dan berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungannya, dari waktu ke waktu, selama proses menuju kamil. Jumlah total dari prestasi tersebut akan menunjuk pada tingkat kesempurnaan manusia. Dengan demikian, maju dalam perspektif LAKPESDAM-NU Sidoarjo sama sekali tidak bisa menerima dalam kondisi stagnasi (berhenti/mandeg).

Sedangkan secara kolektif capaian diletakkan dalam perspektif “Mabadi Khaira Ummah”. Yaitu masyarakat ideal yang digambarkan sebagai masyarakat warga (civil society) masa depan. Dalam konteks semuanya ini demi peningkatan mutu dan tujuan yang diembannya. Jadi produktif adalah kunci dari indikator capaian tujuan kolektif (organisasi), sedangkan “Khaira Ummah” adalah tujuan akhir.

Sebagai salah satu lembaga yang direstui oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo, dengan Surat Keputusan 091/PC/A.II/l-10/VIII/2008 LAKPESDAM PCNU Sidoarjo berupaya melakukan agenda-agenda yang berbasis pada kebutuhan warga nahdliyin serta dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Lakpesdam Sidoarjo, maka strategi yang digunakan adalah dengan; Mengubah dari dalam dan mempengaruhi dari luar. Makna sesungguhnya ialah bahwa suatu perubahan yang diputuskan dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini menandakan bahwa masyarakat memang paham dengan segala apa yang menjadi pilihan dan harus dilakukan dengan konsekwensi logis dari pilihan tersebut.

Dalam hal ini LAKPESDAM Sidoarjo hanyalah berfungsi sekedar memberikan stimulan, baik itu hal-hal yang bersifat wacana (wawasan yang bersifat fundamental dan struktural) maupun hal-hal yang bersifat strategis, teknis dan praktis. Keputusan untuk merubah sepenuhnya ada pada kelompok masyarakat itu sendiri.

Berangkat dari pemahaman tersebut diatas LAKPESDAM Sidoarjo akan berangkat dari satu kunci “Belajar dari pengalaman”. Sedangkan prinsip-prinsipnya akan mengacu pada proses pendidikan orang dewasa (adult educations); pengalaman nyata (structured experience); dan teknik-teknik pendidikan yang partisipatif guna menciptakan suasana belajar yang harmonis dan berdaya guna. Disamping mengacu pada belajar dari pengalaman dan prinsip andragogi tersebut, untuk hal-hal dan kondisi tertentu metode LAKPESDAM Sidoarjo menggunakan prinsip pedagogi.

LAKPESDAM-NU Sidoarjo, baik dalam skala individu maupun dalam skala kolektif, tentu saja harus dikaitkan langsung dengan konsep penciptaan manusia, yaitu konsep Hamba dan Khalifah Tuhan, berarti bersedia dan mampu mengemban amanat atau tugas utamanya, yaitu melaksanakan upaya-upaya transformatif di tengah komunitas masyarakat basis, menuju sebuah masyarakat dengan berpegang teguh pada 5 (lima) prinsip:

As-Shidqu was syaja’ah: yang berarti kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan. As-Shidqu adalah merupakan refleksi keberadaan manusia yang paling otentik yang bersumber dari hati nurani (al-qalbu). As syajaah adalah keberanian untuk bertindak dalam kaitannya dengan hubungan sosial.

Al Amanah wal Wafa bil ‘ahdi: yang mengandung arti dapat dipercaya, setia dan tepat janji. Butir ini akan memperkokoh dan menjamin integritas pribadi sebagai manusia sejati yang senantiasa hadir, terlibat, dipercaya, bersedia dan mampu memecahkan persoalan-persoalan sosial.

Al musawa wal ‘adl: adalahkesetaraan bersikap artinya memposisikan orang lain memiliki hak yang sama dan al ‘adl adalah artinya bertindak adil dalam segala bidang. Adil mempunyai daya lindung yang absolut terhadap nilai kemanusiaan yang harus diperjuangkan, dijaga eksistensinya dan kemudian melaksanakannya secara proporsional. Sedangkan unsur paling dominan dari etika keadilan adalah “wisdom” (kearifan dan kewaskitaan).

Atta’awun: atau saling tolong menolong adalah inti dari solidaritas. Dan solidaritas itu sendiri harus dikaitkan dengan pengertian kebajikan (al birru), dedikasi dan kredibilitas pribadi, karena gilirannya nanti ia akan menjadi penyangga bagi siklus (tata kehidupan) sosial.

Al-Istiqamah: adalah konsistensi. Artinya tetap dan sesuai dengan misi profetik agama dan aturan main serta rencana-rencana yang disepakati bersama-sama

Visi dan Misi
Visi:
“menjadikan fasilitator dan dinamisator yang amanah dalam memperkuat iklim kondusif bagi terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan berazaskan Islam ahlussunnah wal jama’ah”
Misi:
· Meningkatkan kapasitas kader dan kelembagaan NU· Memperkuat kapasitas basis jama’ah NU
· Mengembangkan wacana kritis keberagamaan, social dan budaya

Isu Strategis
1. Rentannya posisi jama’ah/warga terhadap dinamika social, ekonomi dan politik
2. Lemahnya kapasitas lembaga, kader dan jama’ah dalam mendorong perubahan social3. Sikap keberagamaan dalam konteks berbangsa dan bernegara

Tujuan Strategis
1. Memperkuat posisi jama’ah/warga dalam menghadapi dinamika social, budaya dan politik
2. Memperkuat kapasitas lembaga, kader dan jama’ah untuk mencapai khoiru ummah3. Mengembangkan sikap dan perilaku keberagamaan yang toleran dan moderat

Program Strategis

Supporting program: Program kerja yang dilaksanakan oleh LAKPESDAM sebagai salah satu lembaga pada PCNU sidoarjo dalam bentuk dukungan program/pelaksana pada PCNU Sidoarjo sebagaimana amanat Musyawarah Kerja PCNU Sidoarjo yang terdiri dari.
a. Kegiatan pendataan kader potensi ditingkat PCNU s/d MWC NU di Sidoarjo
b. Kegiatan efektifitas pertemuan kader potensial
c. Pelatihan leadership
d. Pelatihan ketrampilan/life skill
e. Fasilitasi banom dalam pelatihan dan aktifitas sosialnya

Program penguatan jama’ah: Program kerja yang dilakukan dalam rangka memperkuat posisi jama’ah/warga NU terhadap dinamika social, ekonomi, budaya dan politik yang terjadi.
a. Pemetaan jama’ah/warga NU pada aktifitas sosial, ekonomi, budaya dan politikb. Pendampingan berbasis komunitas
c. Pendidikan politik kewarganegaraan (partisipasi dalam pengambilan keputusan publik)d. Candidate school (sekolah calon politisi) bagi warga Nu yang terjun dalam moment politik

Program peningkatan kapasitas (Capacity Building) kader dan jama’ah NU: Program kerja yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga/organisasi serta jajaran kepengurusan NU, Lembaga, Lajnah dan Banom.a. Up grading manajemen program
b. Pelatihan manajemen programc. Pelatihan manajemen fund rising

Program Kajian: Program kerja yang dilakukan dalam rangka mencari alternative solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi pada dinamika sosial, ekonomi, budaya dan politik.
a. Kajian kritis masalah-masalah aktual
b. Penyebaran informasi dan wacana kritis dalam berbagai bentuk media

Program Pengembangan Kelembagaan: Program kerja yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga dalam menjalankan program kegiatannya.

a. Pemenuhan sarana dan prasarana lembaga
b. Fund rising lembaga

Wallahul Muwafiq ila Aqwamith Thariq Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

0 komentar:

  © Blogger template 'Isolation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP