Minggu, 02 Mei 2010

Hadapi 18 Pilkada di Jatim NU Rapatkan Barisan Menangkan Kadernya

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim meminta kepada seluruh kekuatan PCNU kabupaten/kota bersatu untuk memenangkan kader terbaiknya pada 18 pilkada tahun 2010 di Jatim. Pasalnya, PWNU Jatim tetap konsisten menyelamatkan umat, dibandingkan memberi rekomendasi kepada calon kepala daerah (cawali/cawawali) di luar NU.

"Jika dititipkan kepada orang lain (di luar kader NU, red) jelas tidak menguntungkan. Kita selama ini kebobolan terus. NU harus bersatu. Terserah itu mau dinamakan pengerahan, tetapi umat itu harus satu kalimat dan satu suara. Itu sudah dimulai sejak pilgub dan pilpres. NU akan tetap konsisten," kata Ketua Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftakhul Achyar kepada beritajatim.com, Senin (7/12/2009).

Kepentingan menyelamatkan umat NU di Jatim dalam ajang pertarungan pilkada, lanjut Kiai Miftah, lebih utama dibandingkan memberikan rekomendasi calon di luar NU. Pasalnya, orang lain hanya mengutamakan kepentingan politik sesaat 5 tahun sekali.

Meski begitu, dia menolak dikatakan NU akan berpolitik praktis seperti saat pilgub Jatim dan pilpres lalu. Untuk diketahui, PWNU Jatim mendukung duet Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Ka-Ji) saat pilgub dan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win) saat pilpres. Sayangnya, calon yang diusung selalu kalah. "Ini semata-mata demi kepentingan umat. Tujuan kami bukan hanya menang atau kalah, tapi bagaimana umat NU bisa bersatu," tegasnya.

Kepentingan umat yang dimaksud, kata dia, agar pembenahan yang dilakukan NU selama ini juga bermanfaat. "Agar mereka bisa menentukan pilihan politik yang baik dan bermanfaat bagi umat," ujarnya.

Meski demikian, untuk menyatukan satu suara, PWNU tetap memberikan wewenang sepenuhnya kepada PCNU masing kabupaten/kota, dengan syarat keputusan yang diambil harus dilandasi musyawarah mufakat dan istikharoh terlebih dahulu.

"Harus diselidiki, cawali itu kader NU yang asli atau hanya menumpang sementara karena pilkada," imbuhnya.

Yang pasti, Kiai Miftah mengimbau kepada para calon kepala daerah tidak begitu saja mengatasnamakan NU dalam pencalonannya. "Mbok yo sowan ke NU dulu, biasanya mereka tidak sowan, malah mengaku dapat restu NU," pungkasnya. [air/tok]

Sumber: beritajatim.com

0 komentar:

  © Blogger template 'Isolation' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP